Sabtu, 22 Februari 2014

Lihat, dengar dan berpeganglah pada aturanNya (Mazmur 119, 33-40)


Pentingnya Aturan Tuhan
Ini adalah Mazmur yang menggambarkan bagaimana seorang yang merindukan firman Tuhan sebagai kehidupannya.
Pada waktu itu belum ada Injil seperti yang kita baca sekarang? Belum ada firman yang ditulis begitu teratur. Dari manakah mereka yang beriman mendapat pegangan atas perintah Tuhan.
Memang hukum taurat telah diberikan kepada mereka; itu terus menerus diceritakan turun temurun kepada generasi selanjutnya. Oleh sebab itulah pengajaran orang tua kepada anaknya menjadi salah satu cara yang ampuh untuk meneruskan dan melestarikan taurat Tuhan bagi mereka, bangsa yang dipilih. Ini adalah contoh parenting children.

Ada cerita yang tidak habis-habisnya di sekitar bagaimana orang Yahudi mendidik anaknya. Ada teman yang mengatakan bahwa orang Yahudi punya kebiasaan, makan ikan yang kepalanya tidak untuk dimakan. Jadi kepala ikan itu dibuang. Jadi orang tua tidak memakan kepala, anak-anak juga tidak memakan kepala. Kita ? Bagi sebagian orang di kepala ikan adalah bagian yang paling enak untuk dimakan, maka apalagi kepala ikan Mayung. Ini hanya sedikit cerita itu bagaimana anak-anak mereka dibesarkan dengan sungguh-sungguh.
Lalu ada juga yang mengatakan, bahwa memang ada salah satu pertanyaan orang tua kepada anak-anaknya selepas pulang dari perguruan atau sekolah. Orang tua Yahudi setiap kali anaknya pulang dari sekolah bertanya seperti ini, “Apakah pertanyaan yang terbaik yang kau tanyakan kepada gurumu !?” Bah, jadi apa yang ditanya murid. Bukannya apa yang ditanya guru. Jadi dengan demikian anak-anak dirangsang untuk memberikan suatu pertanyaan kepada gurunya; dan pertanyaan itu adalah pertanyaan yang baik, yang terbaik bahkan. Salah satu bukti kehebatan dari orang Yahudi mendidik anak mereka adalah bagaimana orang Yahudi meraih lebih dari setengah hadiah nobel – Nobel Prize pada dekade terakhir. Dari hanya beberapa juta populasinya di dunia ini tetapi mereka mampu meraih hadiah yang begitu prestisius di seluruh dunia itu.
Nah, itu hanya sedikit cerita dari paparan Dr Paul Cho saat memberikan penjelasan tentang pentingnya pendidikan kepada anak usia dini; sejak dari kecil lagi untuk mempersiapkan mereka menjadi manusia yang betul-betul berilmu tinggi dan juga beriman yang tangguh.
Salah satu penekanan Mazmur 119 ini tentu adalah bagaimana menekankan pentingnya pengajaran kepada anak – kepada generasi selanjutnya untuk memaknai hidup iman. Jadi bukan hanya ilmu pengetahuan tetapi juga pengajaran-pengajaran tentang firman Tuhan.

Hidup dengan Indera
Ayat 35 dan 40 :
Kedua ayat dalam Mazmur 119 ini adalah bagian penting dari Mazmur 119 tentang bagaimana menjalani kehidupan dengan sebenarnya. Supaya dengan hidup dalam hukum dan perintah Tuhan [istilah-istilah ini sering dipakai bergantian] maka kematian bukanlah akhir dari segalanya. Dengan hidup berarti maka kematian adalah di dalam Tuhan. Inilah yang disebutkan oleh Rasul Paulus dalam Filipi 1, 21 “Karena hidup bagiku adalah Kristus, dan kematian adalah laba”.
Hidup yang dimaksudkan disini adalah kehidupan karena memang adanya daya atau kekuatan dari keadilan Tuhan. Tak ada kekuatan atau kuasa yang begitu cukup untuk menghidupkan manusia, sehingga benar-benar sesuai dengan kehendak Tuhan selain kuasa dari Tuhan sendiri. Hanya Tuhan yang bisa melangsungkan hidup yang bermakna seperti itu.
Kemudian beberapa penyebutan indera yang diberikan Tuhan adalah kekhususan dari Mazmur ini. Memang penglihatan, perlihatkanlah adalah istilah yang kerap digunakan dalam Mazmur yang terpanjang ini [Mazmur 119 terdiri dari 176 ayat]. Semunya ditandai dengan alfabet dari bahasa Ibrani : Aleph, bet, gimmel, dalet, .. samekh. Penuturan afabet seperti ini seakan mau menunjukkan kelengkapan, keutuhan dari firman Tuhan dari A hingga Z. Artinya, firman Tuhan ini memberikan suatu keseluruhan, bukan bagian-bagian yang terpenggal atau terpisah satu dari yang lainnya.
“Perlihatkanlah..!” Ini adalah satu hal penerobosan dari tradisi Yahudi. Yang paling umum dari kehidupan mereka adalah, bahwa setiap Israel harus mendengar, mendengar! Dalam Ulangan 6, 4-5 dikatakan “Dengarlah, hai orang Israel : TUHAN itu Alah kita, TUHAN itu esa! Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu”.
Bangsa Israel, mereka adalah bangsa yang mendengar. Sehingga di manapun orang Israel – bahkan saat mereka sudah jauh dari Yerusalem – pengajaran itu tidak boleh lekang karena mereka sudah mendengarkannya. Jadi mendengar – syema adalah kekuatan bagi mereka. Tetapi sekarang Tuhan pemazmur merindukan firman Tuhan sehingga melampaui pendengaran : Perlihatkanlah ! Dengan mata manusia memandang, memperhatikan dan mengawasi.Hanya Tuhan yang bisa melangsungkan hidup yang utuh seperti itu.
Kerinduan seperti apakah ini ? Ini adalah breakthrough dari mereka yang imannya terus menerus diperbarui. Mereka yang mau menggunakan seluruh indera yang diberikan Tuhan untuk mencari dan mencari kebenaran firman Tuhan. Orang seperti Daud penulis mazmur ini adalah orang yang begitu merindukan firman Tuhan sejelas didengar bahkan dilihat. Orang yang rindu akan kebenaran firman Tuhan seperti mengatakan, Oh Tuhan, aku mencintai firman dan kebenaran-Mu. Sesaat aku mengetahui rahasia kebenaran-Mu ya Tuhan, maka pada sore harinya aku pun mau mati! Pada hari aku mengetahui kebenaran firman-Mu yang sejati ya Tuhan, hari itu mati pun aku sudah rela!

Tentang indera manusia ini, memang adalah sebuah keagungan ciptaan Tuhan atas manusia. Dr Paul Cho lagi-lagi mengatakan, mengapakah orang-orang sangat terikat kepada pornografi ? Itu karena mereka melihatnya. Dulu orang tidak bisa menyaksikan sesuatu seperti sekarang ini. Dulu mungkin orang hanya mendengar, dengar. Tapi dunia sekarang, kemajuan teknologi sekarang bahkan anak-anak kecil pun sudah sangat bebas melihat hal-hal cabul dari internet. Inilah salah satu pengaruh negatif yang besar dari dunia maya itu. Begitu kuatnya khayalan karena pernah melihat, menyaksikan itu sehingga sebenarnya satu metode yang terus harus dilakukan mengajar anak adalah dengan memakai sesuatu yang bisa dilihat atau disaksikan.
Itulah sebabnya pemazmur menyebutkan “Lalukanlah mataku dari pada melihat hal yang hampa!” [Mazmur 119:37]. Hal-hal hampa, hal yang cabul, hal yang tidak berguna itulah yang disebutkan dalam bagian ini. Ini menjadi doa juga bagi pemazmur, karena keinginan dan kerinduannya melihat hal-hal ajaib dan menggetarkan untuk memperbarui imannya. Sampai disini pun kita berdoa supaya Tuhan menunjukkan hal-hal yang sudah disediakan bagi kita [Efesus 2, 10].
Ayat 34 : Kebenaran itu bisa “dipegang”. Di dalam agama manakah ada ajaran bahwa firman itu bisa diraba, dipegang ? Hanya agama Kristen mengajarkan hal ini. Dipegang dan erat-erat digenggam, seperti orang yang memegang suatu barang yang sangat mahal harganya. Sehingga untuk merawatnya perlu kehati-hatian. Itulah disebutkan dalam ayat “genggaman” ini, yaitu “aku akan memegang Taurat-Mu”. Indera apakah yang seperti itu selain tangan yang kuat, yang teguh dan rajin untuk bekerja dan melayani. Tangan yang dipakai untuk mengcatch lembaran alkitab, tangan yang dipakai juga untuk melakukan pekerjaan baik.
Bagian terakhir yang dibicarakan penulis Mazmur adalah “hati” lev. Apakah yang lebih inti dari hati manusia sebagai pusat kehidupannya ? Hati adalah pusat, dimana semua digerakkan oleh rangsangan yang menjadi arus utama dalam kehidupan manusia. Disebutkan dalam Amsal 4, 23 “Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan”. Itulah hati yang sepenuhnya terikat kepada Tuhan. Dari situ iman yang benar timbul. Maka bagi kita, Allah bukanlah suatu diskusi ilmiah. Allah bukanlah hasil pemikiran dan perenungan saja. Tuhan Allah bukan hanya topik filsafat. Lebih dari itu, Dia adalah hidup. Allah adalah sumber kehidupan.


0 komentar :

Posting Komentar

HKBP Serang Ressort Serang Distrik.21 Banten Jl.Veteran no.05 Kota Serang
 
;